Mengajar Online Efektif dengan Blended Learning

Bang Ridlo
Latest posts by Bang Ridlo (see all)

Pembelajaran online yang marak kini, mau tidak mau harus mulai diadaptasi oleh para pendidik di Indonesia. Meskipun harus seolah “dipaksa” terlebih dahulu oleh adanya pandemi ini.

Salah satu model yang sebenarnya sudah lama ada, namun belum populer di Indonesia adalah Blended Learning. Menurut Michael B. Horn dalam bukunya, Blended Using Disruptive Innovation to Improve Schools (2014), Blended Learning adalah program pendidikan formal yang diselenggarakan, dimana para siswa belajar setidaknya sebagian melalui pembelajaran online, dengan beberapa elemen yang bisa dikontrol oleh siswa itu sendiri seperti waktu, tempat, jenis jalur ataupun kecepatan.

Pembelajaran online yang dimaksud bukan hanya dalam penggunaan alatnya, tetapi juga berupa pergeseran metode instruksi yang cukup besar dari tatap-muka menjadi konten website beserta instruksi-instruksi lainnya.

Istilah ‘blended‘, yang berasal dari kata ‘blend‘ jika diartikan menurut kamus adalah to mix two or more substances together. Menggabungkan dua atau lebih substansi secara bersama-sama.

Lalu, apa bedanya dengan hybrid learning?

Hybrid learning adalah kombinasi dari instruksi tatap-muka tradisional dengan tambahan offline atau strategi pembelajaran jarak jauh, seperti pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dan E-Learning.

Tujuannya adalah menerapkan perpaduan teknik pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.

Strategi pembelajaran tambahan yang digunakan, dirancang untuk meningkatkan dan mengurangi pembelajaran tatap muka tradisional/konvensional.

Pembelajaran hybrid dan campuran berada di tengah-tengah spektrum pembelajaran antara pengajaran secara langsung dan instruksi online sepenuhnya.  Dari kiri ke kanan: pembelajaran tatap muka, campuran, pembelajaran hybrid, pembelajaran online.
Pembelajaran hybrid dan campuran berada di tengah-tengah spektrum pembelajaran antara pengajaran secara langsung dan instruksi online sepenuhnya.

Model Pembelajaran Berbasis Strategi Blended Learning

Ada tujuh model pembelajaran yang disusun berdasarkan strategi blended learning yang dilansir dari Christensen Institute.

Model ini juga dapat diadaptasi untuk pembelajaran hybrid dengan menyesuaikan rasio instruksi tradisional untuk pembelajaran jarak jauh dan atau dengan menggantikan pembelajaran jarak jauh untuk metode pembelajaran offline atau pengalaman lainnya. 

  1. Station Rotation Model:  Siswa berputar melalui stasiun pada jadwal tetap, di mana setidaknya satu stasiun adalah stasiun pembelajaran jarak jauh.
  2. Lab Rotation Model: Seperti Model Rotasi Stasiun, tetapi stasiun pembelajaran jarak jauh dilakukan di lab komputer khusus.
  3. Individual Rotation Model: Siswa berputar melalui stasiun berdasarkan jadwal individu yang ditentukan oleh instruktur atau algoritma perangkat lunak.
  4. Flipped Classroom Model: Siswa menyelesaikan tugas dan pelajaran online di luar kelas sehingga instruktur dapat menggunakan waktu kelas untuk praktik dan proyek yang dipandu, mendorong pembelajaran yang lebih dalam.
  5. Flex Model: Instruktur memberikan dukungan, sesuai kebutuhan, sementara siswa bekerja dengan lancar melalui konten kursus.
  6. A La Carte Model: Siswa memilih untuk mengambil kursus online bersamaan dengan kursus tatap muka untuk meningkatkan fleksibilitas dalam jadwal mereka.
  7. Enriched Virtual Model: Siswa menyelesaikan sebagian besar tugas mereka secara online, tetapi menghadiri sesi tatap muka wajib dengan instruktur, biasanya dua kali seminggu atau kurang.

Blended Learning Untuk Siapa?

Setelah kita mengetahui tentang blended learning, muncul pertanyaan menarik. Blended learning ini cocok untuk siapa?

Nah, beberapa penelitian mengemukakan blended learning ini bisa diterapkan untuk peserta didik di jenjang pendidikan dasar (elementary). Namun, tentunya perlu disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di sekolah dan di rumah atau orangtua.

Aspek yang Harus Diperhatikan di Blended Learning

little ethnic girl using laptop in studio
Photo by Amina Filkins on Pexels.com

Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan saat kita berencana menggunakan strategi blended learning.

1. Menentukan Tujuan Pembelajaran yang Jelas

Langkah pertama dan terpenting adalah menentukan tujuan dan sasaran Anda yang menentukan perlengkapan pembelajaran yang kita butuhkan dan bagaimana menggunakannya.

Selain itu, ketika kita memiliki tujuan yang jelas, akan mudah bagi kita untuk membangun paradigma pembelajaran yang baru dengan blended learning ini.

2. Memahami 3 komponen pengguna:

  • Siapa yang akan memimpin dan mengarahkan,
  • Siapa yang akan berpartisipasi,
  • Bagaimana intensitas penggunaan teknologi di dalamnya

3. Menggunakan Model Blended Learning yang tepat

Di bagian atas telah kita singgung beberapa contoh model pembelajaran dengan strategi blended learning. Penggunaan model tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik materi, serta tentu saja karakteristik peserta didik kita sendiri.

4. Pertimbangkan Teknologi yang Tepat

Peserta didik memiliki sumber daya bervariasi dan kecepatan belajar yang berbeda. Oleh karena itu, pertimbangkan untuk menggunakan teknologi yang mudah digunakan dan bervariasi.

5. Perhatikan Strategi Tatap-Muka Konvensional

Saat kita menerapkan teknologi, biasanya akan muncul sindrom penggunaan teknologi yang berlebihan.

Kita bisa saja berfokus pada teknologi yang semakin lama semakin canggih, namun mulai lengah untuk mempersiapkan pembelajaran tatap-muka yang sedari awal telah kita upayakan untuk di-blend dengan pembelajaran digital.

6. Sederhanakan Sumber Daya

Begitu banyak pilihan aplikasi, berbasis web, android dan lain-lain. Untuk memudahkan kita dan peserta didik, gunakan aplikasi yang tidak terlalu banyak dan rumit.

7. Ciptakan Keseimbangan yang Sempurna

Rasio atau pembagian dari pembelajaran tatap-muka dan digital harus dipublikasikan dan disosialisasikan dengan baik agar dapat diterima dengan baik oleh peserta didik dan orangtua. Bahkan kita juga perlu untuk melakukan kajian terlebih dahulu selayaknya PTK yang meguji keberhasilan strategi ini.

8. Ciptakan Suasana Menerima

Upaya kita menggunakan pendekatan baru, tentu harus didukung juga oleh penerimaan dari peserta didik dan orangtua. Selama proses pembelajaran dengan strategi blended learning ini, kita perlu selalu memberikan motivasi untuk membangkitkan keinginan dan motivasi peserta didik untuk tetap aktif terlibat.

9. Berikan Kesempatan untuk Feedback (umpan balik)

Pendekatan baru yang memang masih dicoba, tentu akan terdapat beberapa masukan dan evaluasi. Ijinkan mereka (peserta didik) dan orangtua memberikan masukan dan evaluasi, agar pembelajaran berikutnya lebih efektif dan optimal.

Catatan Akhir

Strategi blended learning ini merupakan upaya kita untuk memudahkan peserta didik mengikuti pembelajaran. Hasil akhirnya tentu, pemahaman, keterampilan serta perubahan perilaku menjadi prioritas kita sebagai pendidik.

Strategi ini akan menjadi sangat efektif jika semua (pendidik dan orangtua) bisa bekerjasama dan berkolaborasi dengan baik.

Selain itu, jika memang dirasa strategi ini belum siap diterapkan di sekolah kita, masih ada strategi lain yang bisa kita upayakan, dengan melihat kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah, orangtua dan peserta didik.

Selamat mencoba kawan!

Referensi:

Anthony, Elizabeth. (2019). How to Implement Blended Learning in an Elementary Reading Classroom. Diakses 26 Januari 2021 dari https://ace.nd.edu/blog/how-to-implement-blended-learning-in-an-elementary-reading-classroom

B. Horn, Michael & Staker, Heather. (2014). Blended: Using Disruptive Innovation to Improve Schools. San Francisco, America: Jossey Bass

Cheyenne Dickson, Leah Frederick, dan Elise Fisher. (2020). The Elementary Years: Prime Time for Blended Learning. Diakses 26 Januari 2021 dari https://www.nextgenlearning.org/articles/the-elementary-years-prime-time-for-blended-learning

Maniar, Sam. (2017). 9 Prerequisites For Using Blended Learning In Classroom Teaching. Diakses 26 Januari 2021 dari https://elearningindustry.com/blended-learning-in-classroom-teaching-9-prerequisites

Wheeler S. (2012) e-Learning and Digital Learning. In: Seel N.M. (eds) Encyclopedia of the Sciences of Learning. Springer, Boston, MA. https://doi.org/10.1007/978-1-4419-1428-6_431

1

Share on:

Leave a Comment