- 8 Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi Saat ke Bali - November 2, 2023
- Inspirasi Pendidik dari Cara Pak Kyai Mengajar - October 23, 2023
- Tantangan Spanduk 3 Detik, Sudah Tahu? - October 18, 2023
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, biasa disingkat dengan RPP adalah makanan wajib yang sudah dikenalkan saat anda memutuskan menjadi guru.
Saya ingat betul saat masih dibangku kuliah, RPP waktu itu seperti lembaran jadoel yang menurut saya tidak terlalu menarik. Terlebih lagi ditambah dengan cara mengenalkan oleh dosennya waktu itu masih belum membuat saya se-tertariks saat dikenalkan dengan yang namanya bioskop. hehehe
RPP tampak seperti lembaran LKS bagi siswa, tapi ini untuk guru yang formatnya, penampilannya, isinya, menunjukkan kekakuan (ini menurut saya waktu itu).
Kegiatan menyusun RPP yang mengharuskan kita menelaah kurikulum, silabus, memelototi indikator-indikator serta merancang tujuan pembelajaran yang A-B-C-D sudah cukup sukses membuat saya merasa jenuh.
Belum lagi ditambah dengan menyusun perangkat soal berikut serta dengan kegiatan validasi soal, dan kawan-kawannya.
Oke, pengalaman pertama saya dengan RPP tidak seindah dengan pengalaman pertama kali mengenal si-doi. Eh.
RPP Saat Jadi Guru
Bertahun-tahun kemudian, saya pun terjun didunia pendidikan nyata, yakni di sekolah. Jadi pembuatan RPP bukan lagi soal tugas yang dikumpulkan ke dosen, tetapi dikumpulkan ke kepala sekolah melalui waka kurikulum.
Saat menjadi guru-pun saya belum bisa melihat ‘keindahan’ dari si RPP ini.
Kegiatan menyusun RPP saat saya masih aktif menjadi guru di sekolah, bukanlah kegiatan yang menarik dan menyenangkan bagi saya (saat itu). Itu hanya menjadi rutinitas yang sampai taraf menjemukan.
Jika bisa dihindari, musti dihindari. Itu prinsip saya saat diawal semester membuat RPP.
Wal hasil, RPP yang tersusun hanya bermodal copy-paste dari internet dengan segala bentuk kemungkinan ketidak-valid-annya.
Padahal, selama di bangku kuliah, tidak bosan-bosannya Bu Dosen merapalkan mantra RPP adalah senjatamu, harus disiapkan dan bla-bla-bla..
RPP Sekarang
Justru sekarang, saat sudah tidak aktif menjadi guru di sekolah. Baru saya sadari, RPP itu adalah makhluk yang unik, menarik, sekaligus menantang.
Dari RPP akan ketahuan, mana guru yang menyiapkan dengan optimal pembelajarannya dan mana guru yang sebaliknya.
Dari RPP akan ketahuan, prediksi proses pembelajaran yang berhasil dan sebaliknya.
Sekaligus dari RPP akan ketahuan, bagaimana layanan pendidikan standar yang disediakan oleh sekolah sebagai lembaga pendidikan untuk peserta didiknya.
Jadi, dari RPP ini kita bisa mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang ada di dalam kelas dipersiapkan sedemikian rupa, metodologi yang dipilih sudah optimal, penilaian yang dilakukan mengacu pada ketercapaian tujuan pembelajaran dan lain-lain.
Oke mungkin jadi terkesan rumit dan njelimet, namun jika anda memahami bahwa RPP ini adalah bentuk
komitmen anda sebagai pendidik, bentuk bukti bahwa anda adalah pendidik yang berdedikasi betul untuk menjadi pendidik, sekaligus pembuktian bahwa anda memang bercita-cita ikut turut serta membangun peradaban bangsa.
Apakah menurut anda RPP itu penting juga? Mengapa demikian? Mari kita diskusikan di panel komentar di bawah.
Semoga tulisan ini bermanfaat.