ULAS BUKU – Brain Gym and Me (Part 1)

Bang Ridlo

Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat selalu…aamiin 

Hari ini kita akan mengulas buku yang baru ‘separuh jalan’ saya selesaikan untuk membacanya. Funfact lain adalah, saya membeli buku ini tahun 2013. Sudah 6 tahun yang lalu dan tersimpan masih dengan segel plastik yang menempel serta tertumpuk dengan buku2 kuliah di pojok lemari.

Oke langsung saja kita ulas.

Buku ini terbitan Grasindo pada tahun 2008, dialihbahasakan dari buku dengan judul yang sama yang ditulis oleh Paul E. Dennison. Seperti halnya gaya penulisan buku-buku luar, gaya penulisan buku ini mengedepankan cerita atau perjalanan hidup si penulis (pengalaman) saat masih kecil yang menemukan masalah-masalah dalam belajar dan dalam perjalanan serta prosesnya tidak sengaja mengambil prinsip-prinsip yang beliau beri judul Brain Gym.

Secara singkat, beliau menceritakan bahwa saat masih kecil beliau dikenal dengan tipikal anak yang sulit berkonsentrasi, kesulitan dalam menulis serta memahami pelajaran jika dibandingkan dengan teman-teman satu kelas lain.

Di Bab 1-4 beliau menceritakan pengalaman kecil beliau serta teori-teori perkembangan otak yang berhubungan dengan Brain Gym itu sendiri.

Sampai Bab 4 ini saya mulai menyimpulkan bahwa, gerakan-gerakan yang dilakukan dapat menstimulus pertumbuhan otak kita secara signifikan. Faktanya, beliau yang merangkum beberapa sesi terapi yang diberikan kepada kliennya yang rata-rata mengalami masalah dalam belajar, bahkan ada yang beberapa yang mengalami cerebal palsy (kelumpuhan akibat cidera otak).

Proses kemajuan dari klien tersebut tidak lepas dari terapi brain gym yang diberikan kepada mereka dan penulis membuat kita akan semakin tertarik untuk mengetahui Brain Gym ini lebih lanjut.

Sampai bab 4 ini, saya mendapatkan beliau mencontohkan 3 gerakan Brain Gym yang bisa kita coba. Gerakan yang pertama, adalah membuat angka 8 tidur. Seperti simbol tak terhingga dengan menggunakan telunjuk kiri sebanyak 3 kali. Kemudian membuat simbol tersebut dengan menggunakan kedua tangan (telunjuk kanan dan telunjuk kiri).

Gerakan ini akan membuat mata kita lebih ‘nyaman’ saat sudah mulai jenuh membaca atau melihat sesuatu. Andapun bisa mencobanya.

Gerakan kedua yakni sembari duduk atau berdiri, mengangkat tangan kiri ke atas. Kemudian, tangan kanan dilipat dan memgang siku tangan kiri di belakang kepala. Saat prosesi ini, beliau menyarankan untuk merasakan sensasi-sensasi di tangan kiri. seperti saat kita melakukan stretching sesaat sebelum senam. setelah menuntaskan gerakan ini, anda bisa merasakan bagaimana fokus dan konsentrasi kita. Hipitesanya adalah kita akan mengalami penyegaran dan lebih fokus serta lebih mudah dalam memahami sesuatu yang sedang kia pelajari.

Gerakan ketiga, dinamakan titik positif. Memegang, semi memijat dengan kedua tangan tepat di tengah di atas mata. di tengah antara batas rambut dan alis, dengan ujung jari-jari tiap tangan. Gunakan tekanan secukupnya untuk menarik kulit agar kencang dan tahan kontak itu selama sekitar satu menit.

Dalam keadaan stres, otot bagian depan pada kening adalah salah satu yang mengerut, sehingga dengan melakukan ini peredaran darah bagian depatn otak tidak terhambat, menyehatkan dan menumbuhkan serat-serat prefrontal (bagian depan otak).

0

Share on:

Leave a Comment