- 8 Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi Saat ke Bali - November 2, 2023
- Inspirasi Pendidik dari Cara Pak Kyai Mengajar - October 23, 2023
- Tantangan Spanduk 3 Detik, Sudah Tahu? - October 18, 2023
Nah, era digital yang serba internet atau istilah kerennya IoT (Internet of things), membuat mau tidak mau, sekolah swasta harus memanfaatkan peluang dan tantangan ini.
Faktanya, ada 150 juta pengguna internet di Indonesia. Sebagian besar diantaranya menggunakan smartphone untuk mengakses internet. Jika jaman dulu, mencari informasi tentang sekolah harus mengumpulkan brosur, datang ke sekolahnya, bertanya ini itu, dan lain sebaginya. Kini, cukup dengan mengetikkan beberapa kata kunci di mesin pencari, muncul semua informasi yang berhubungan dengan kata kunci tersebut.
Anda bisa bayangkan jika ada calon walimurid yang sedang mencari sekolah swasta islam, lalu mengetikkan di mesin pencari dengan kata kunci “sekolah islam terbaik di Surabaya” dan nama sekolah anda tidak muncul sebagai jawaban dari si pencari tersebut.
Era IoT ini membuat perilaku calon walimurid berubah. Dulu mereka mencari informasi melalui brosur, papan pengumuman, spanduk, dll. Kini beralih ke smartphone dan media sosial.
Oleh karena itu, akan sangat disayangkan jika sekolah swasta menyepelekan positioning mereka di era internet dan media sosial ini.
Konsekuensinya, tidak heran beberapa sekolah swasta begitu kesulitan mencari siswa baru. Terkadang berbanding terbalik dengan sekolah swasta baru yang kelihatannya masih kalah fasilitas, tetapi sudah menolak siswa karena kuota sudah terpenuhi.
Apa yang bisa dilakukan? Tentunya mengoptimalkan beberapa strategi digital marketing. Untuk mengoptimalkan digital marketing sekolah, paling tidak ada beberapa strategi yang harus dilakukan sekolah maupun lembaga diantaranya:
1. Website Sekolah

Informasi yang dulu biasanya ditaruh dalam lembaran brosur, atau profil lembaga kini mulai beralih pada digital knowledge. Artinya, masyarakat mencari informasi tentang sekolah tidak lagi dengan mengumpulkan brosur-brosur sekolah, namun dengan mencari melalui mesin pencari dan mengeksplorasi website sekolah yang menjadi rekomendasi dari hasil pencarian dengan mesin pencari.
Oleh karena itu, sekolah maupun lembaga harus memiliki website resmi yang biasanya ditandai dengan domain atau alamat URL berakhiran sch.id (yang menandakan website adalah website sekolah) dan jika lembaga yang mengakomodir maka bisa menggunakan domain berakhiran .org atau .or.id.
Pentingnya website, sama pentingnya brosur yang menjadi jendela informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih jauh tentang sekolah dan lembaga. Mulai dari nilai yang diangkat oleh sekolah dan lembaga, kegiatan sekolah, profil guru dan SDM, fasilitas yang dimiliki sekolah, proses belajar mengajar dan lain-lain.
Memiliki saja tidak cukup. Website sekolah ataupun lembaga, perlu didesain sedemikian rupa dengan warna yang sesuai dengan warna identitas branding sekolah, berisikan konten-konten yang bermanfaat, bukan hanya tentang promosi kegiatan, serta menjadi jawaban atas pertanyaan dan permasalahan yang dialamu oleh pengunjung atau calon walimurid.
2. Media Sosial Sekolah

Selain dari website, calon walimurid yang millenial kini sering mencari informasi dengan menggunakan media sosial. Penampilan berupa postingan kita di akun media sosial sekolah maupun lembaga menjadi penilaian awal, seperti apa dan bagaimana pengelolaan sekolah dilakukan. Tingkat profesional sekolah kadang juga diukur dari seberapa berkualitas konten media sosial yang tersaji. Mulai dari sisi tempilan, warna, tipografi, kualitas isi atau konten serta seberapa menarik dan bermanfaat konten di media sosial sekolah atau lembaga.
Mengoptimalkan media sosial untuk keperluan branding sekaligus marketing, bermuara pada kualitas konten. Sehingga, jangan mengharapkan ada ada calon walimurid yang tertarik dengan sekolah kita, jika isi dari akun media sosial kita belum menarik dan informatif seperti akun media sosial yang lain.
Media sosial juga menjadi wadah komunikasi dari dalam lembaga atau sekolah kepada masyarakat luas, khususnya walimurid. Publikasi kegiatan, dokumentasi video maupun cuplikan proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah bisa menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan untuk memperkaya konten di akun media sosial sekolah atau lembaga.
3. Komunitas Online

Beberapa pakar digital marketing, seperti marketing pada umumnya selalu menyarankan untuk membuat funnelling atau semacam alur perjalanan calon walimurid sampai menjadi walimurid. Pada masing-masing tahap pernjalanan calon walimurid ini bisa dibentuk beberapa komunitas yang mendukung untuk bisa dijadikan target publikasi dan promosi. Pembuatan komunitas ini tentu disesuaikan dengan nilai-nilai yang diangkat oleh sekolah maupun lembaga. Contoh: Komunitas OneDayOneJuz, Komunitas OneDayOneKajian, Komunitas OneWeekOneBook (untuk literasi) dan lain-lain.
Komunitas ini dibentuk bukan hanya semata-mata menjadi target promosi, tetapi untuk membangun kedekatan sekaligus meningkatkan branding sekolah maupun lembaga. Sasaran dari komunitas ini bisa ditargetkan masyarakat luas dengan tetap memperhatikan nilai-nilai yang diangkat oleh sekolah maupun lembaga.
4. Email Marketing

Masyarakat Indonesia memang belum sepenuhnya menyadari betul pentingnya email. Posisi email saat ini masih menjadi nomor sekian jika dibandingkan dengan alat komunikasi lain seperti instant messaging Whatsapp, Telegram, Line, dll. Tidak menutup kemungkinan dalam perjalanan, calon walimurid kita semakin lama semakin memperhatikan dan aktif dalam email. Sebab, hampir semua informasi penting berkaitan dengan pendaftaran dan yang lainnya berasa dari email atau minimal masih berhubungan dengan email.
Oleh karena itu, optimasi email untuk publikasi dan marketing sangat perlu dipertimbangkan oleh sekolah maupun lembaga. Saat membuat komunitas seperti di atas ataupun acara penting lain, pastikan kita mengumpulkan data-data termasuk email dan nomor WA.
Era big data sekarang membuat database menjadi sangat penting, terutama jika bicara tentang digital marketing. Setelah data email diperoleh, maka tahap selanjutnya adalan membuat target penerima email merasakan manfaat dari email-email yang kita kirimkan. Sekailgus memastikan peluang untuk menerima penawaran terkait sekolah kita menjadi lebih tinggi.
Email marketing untuk sekolah bisa berisikan tentang tips pendidikan, tips parenting, berita terbaru tentang pendidikan, opini pendidikan, rencana kegiatan sekolah serta tentunya informasi PPDB yang menarik
5. Iklan Digital

Untuk mendapatkan cakupan audiens yang besar dan cepat sekolah maupun lembaga perlu menyisihkan anggaran untuk menerbitkan iklan di media sosial maupun di mesin pencari (Google). Iklan yang menarik beserta dengan target yang jelas dan spesifik akan sangat membantu penyebaran informasi mengenai sekolah, terutama informasi PPDB. Apakah ini menjamin? Belum tentu. Orang yang melihat iklan sekolah tentu berpeluang untuk menjadi target calon walimurid kita. Namun, keputusan mereka akhirnya mendaftarkan anak mereka ke sekolah kita belum bisa hanya didapatkan dari iklan semata.
Setelah iklan diterbitkan, tugas lanjutannya adalah memastikan orang yang melihat tayangan iklan kita, tertarik untuk lebih mengeksplorasi tentang sekolah. Biasanya iklan diarahkan ke website sekolah atau lembaga.
Nah, disini pentingnya website didesain sedemikian rupa dengan konten dan tampilan yang harus menarik dan meyakinkan. Proses ini pun juga belum selesai, alur PPDB online yang mudah, cepat, tidak ribet, bisa diakses dari smartphone dan layanan CS yang handal menjadi faktor penentu lain yang menyebabkan peluang calon walimurid tersebut mendaftar.
Kombinasi dari 5 strategi dan taktik digital marketing ini sudah terbukti berhasil dibeberapa sekolah dan lembaga yang mulai bergeser dari strategi marketing konvensional ke strategi digital marketing.
Keberhasilan dari strategi ini juga perlu ditingkatkan dengan tetap melakukan kontrol kualitas pelayanan pendidikan serta menjaga kualitas branding sekolah maupun lembaga yang menjadi penopang yang dibutuhkan untuk strategi digital marketing ini.
Lalu, bagaimana langkah-langkahnya dan bagaimana memulai strategi digital marketing sekolah ini? Simak di artikel selanjutnya.
2 thoughts on “Optimalisasi Digital Marketing Sekolah Bagian 1”