- 8 Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi Saat ke Bali - November 2, 2023
- Inspirasi Pendidik dari Cara Pak Kyai Mengajar - October 23, 2023
- Tantangan Spanduk 3 Detik, Sudah Tahu? - October 18, 2023
Kali ini saya ingin mengajak anda untuk merefleksi cara-cara kita dalam me-marketing-kan sekolah. Salah satunya adalah dengan strategi menyebarkan brosur.
Pada artikel kali ini saya ingin membahas brosur dengan beberapa poin sederhana seperti, mengapa brosur, kapan brosur tidak efektif, lalu bagaimana mengoptimalkan brosur jika masih relevan.
Mengapa Brosur
Boleh dibilang generasi saya, adalah saksi perubahan yang cukup terasa dari jaman 90an sampai hari ini. Dari jaman serba cetak dan sekarang jaman serba digital.
Brosur bagi sebagian orang, yang tentu saja dipengaruhi oleh geografis, budaya serta tradisi di masyarakat sekitar masih memiliki tempat.
Namun, sebagian lainnya brosur sudah menjadi usang dan terasa ‘jadoel’ dan seringkali berakhir di tempat yang tidak seharusnya. Contoh saat saya bertemu dengan orang yang menyebarkan brosur kredit motor, brosur kredit perumahan, atupun brosur minimarket, hampir selalu kebanyakan berakhir beterbangan di jalanan.
Padahal tidak jauh dari brosur yang bergeletakan, masih ada berdiri orang yang menyebarkannya. Ironis bukan?
Saat saya sedang bergelut di dunia percetakan di tahun 2012an, saya mendapatkan informasi (lupa sumbernya) yang mengatakan bahwa efektivitas brosur tidak lebih dari 3%.
Artinya, dari 100 brosur yang disebar hanya ada 3 brosur yang dibaca dengan tuntas. Itu tahun 2012. Sekarang bagaimana?
Apalagi ditambah orang kita, Indonesia jarang suka membaca. Lebih suka melihat sesuatu yang menarik, viral, unik, aneh dan lain-lain.
Boleh dibilang sekarang efektivitas brosur kian menurun, ditambah ongkos cetak yang juga semakin mahal.
Belum lagi era digital sekarang yang membuat orang lebih suka memandang layar di smartphone dibandingkan membaca brosur. Mencari info di Google, Instagram, TikTok lebih menarik dibanding menggali informasi dengan hunting brosur. Setuju?
Kapan Brosur Efektif & Tidak Efektif?
Kabar menariknya, ada sebagian daerah yang ‘mungkin’ masih sangat bergantung pada brosur.
Jadi, ada cukup banyak faktor yang mungkin masih bisa membuat percetakan brosur, dan atau anda yang masih setia dengan cetak brosur tersenyum.
Sayangnya, ada hal yang menurut saya sampai hari ini membuat brosur menjadi tidak efektif, padahal di daerah yang masih efektif dan relevan.
Brosur yang hanya disebar-sebar. Tanpa ada yang menceritakan, mempresentasikan atau setidaknya menyampaikan ini brosur isinya apa dan apa menariknya.
Dulu saat membersamai salah satu sekolah TK, saat itu saya selalu berpesan kepada kepala TK dan jajarannya jika berkunjung ke komunitas ibu-ibu PKK atau sejenisnya tidak cukup hanya menyebarkan brosur.
Ceritakanlah apa yang menarik dari brosur aka sekolah. Program-programnya, manfaat jangka panjang untuk anak dan orangtua, kelebihan sekolah dibandingkan dengan TK lainnya, dan hal menarik lainnya.
Tips Meningkatkan Efektivitas Brosur
1. Cetak & Letakkan di Front Office
Cetak brosur dengan kualitas yang bagus. Bukan hanya sekedar cetak brosur murah dengan kualitas apa adanya.
Dan ini nampaknya sepele, namun saat kita tidak menyediakan brosur padahal ada tamu yang datang, atau ada calon walimurid yang datang ke sekolah adalah suatu kerugian.
Jadikan pemberian brosur sebagai SOP bagi siapapun yang sedang membersamai tamu yang datang ke sekolah. Meskipun bukan sedang masa PPDB.
Selain itu, yang menjaga front office atau meja tamu pastikan menguasai konten yang ada di brosur, sehingga saat kita memberikan brosur kepada calon walimurid yang datang berkunjung ke sekolah, kita bisa menceritakan program menarik sekolah dan lainnya.
2. Buat & Rancang Brosur dengan Konsep
Saya sering mengamati, brosur yang dicetak sekedar brosur yang informasinya terasa membosankan dan diperparah dengan desain yang kurang menarik.
Seringkali saya mewanti-wanti kepada tim humas sekolah untuk mempersiapkan betul-betul brosur yang akan dicetak dan disebar.
Jika tim kita belum siap merancang brosur yang bagus dan profesional, gunakan tenaga ahli atau orang yang benar-benar bisa mendesain brosur sekolah kita dengan baik.
Selain desain, sajikan konten yang menarik di dalam brosur agar orang yang membacanya juga tuntas dalam membaca sekaligus tertarik.
Setidaknya dalam brosur tersedia informasi:
- Headline menarik. Bukan hanya judul PPDB telah dibuka. Sajikan judul atau headline yang membuat orang tertarik membaca lebih lanjut.
- Foto-foto yang berbicara. Bukan hanya foto dengan kualitas memprihatinkan, lalu pose obyek yang apa adanya, kurang pencahayaan, atau foto ruang kosong. Manusia suka dengan hal-hal yang menarik seperti aktivitas siswa di lab, siswa bercengkrama dengan temannya, siswa sedang latihan ekskul, dan lain-lain. Jika kita tidak memiliki alat yang mumpuni, cukup sewa fotografer harian untuk membantu kita mengumpulkan aset foto yang profesional, bahkan kita juga sangat boleh melakukan skenario sebelum foto tersebut diambil
- Program unggulan serta manfaatnya. Sajikan informasi program unggulan sekolah yang tidak ada di sekolah lain, dan memberikan manfaat kepada siswa dan membuat orangtua merasa tidak salah memilih sekolah kita. Apakah itu? Itu tugas anda dan tim
- Informasi singkat tentang PPDB. Tuliskan kapan PPDB dilaksanakan dan bagaimana alur singkatnya. Tidak perlu terlalu banyak informasi tentang PPDB, sajikan informasi lengkapnya di tempat lain. Jika kita memiliki website, sajikan info lengkap di website agar mereka juga berkunjung ke website sekolah.
- Testimoni. Terdengar sepele, namun perilaku manusia saat membaca penilaian positif sesama, ikut yakin dan percaya. Ini seperti kita hendak membeli barang di marketplace kemudian membaca review positif dan negatif. Tentu kita lebih memilih toko dengan review yang positif bukan?
3. Cetak Sedikit & Lakukan Perubahan Berkala
Saya biasanya merekomendasikan tidak perlu cetak brosur banyak. Sebab, selain menggunakan strategi digital, mencetak sedikit misal 1 rim (500 lembar), kita bisa melakukan review dan evaluasi atas brosur yang dicetak dan disebar.
Biasanya saya meminta pendapat orang yang membaca brosur, bertanya apa yang menarik dari brosur ini, lalu apa yang tidak menarik, apa yang tidak penting dan apa yang paling jelek dari brosur ini.
Dengan melakukan review ini, semakin lama kualitas brosur sekolah akan semakin baik dan tentu saja ini berdampak positif untuk orang-orang yang kita titipi brosur.
Selain memotivasi orang yang membantu kita menyebarkan brosur, brosur dengan kualitas bagus akan membuat calon walimurid atau siapapun yang berpotensi semakin menaruh kepercayaan kepada kita.
Sederhananya, tampilan brosur menampilkan se-profesional apa layanan pendidikan yang kita selenggarakan.
Nah, bagaimana menurut anda? Apakah brosur sudah ketinggalan jaman? Adakah hal lain yang belum saya ulas di artikel di atas? Tinggalkan di kolom komentar di bawah yaa..
NB: Oh ya, Sabtu ini tanggal 21 Oktober 2023 saya akan mengadakan kelas online yang akan membekali teman-teman yang ingin mengasah kemampuan desain untuk membuat dan memproduksi marketing tools dengan aplikasi Canva. Info selengkapnya bisa klik tombol di bawah