Sistem Manajemen Mutu Sekolah, Seperti Apa?

Bang Ridlo

Manajemen mutu adalah salah satu upaya untuk memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai standar dan memiliki nilai lebih.

Jika berbicara tentang sekolah, maka manajemen mutu di sekolah adalah dimana sekolah telah menjalankan sesuai standar dan memberikan layanan lebih.

Standar yang dimaksud adalah standar yang menjadi panutan dari sekolah. Pemerintah memberikan arahan untuk standarisasi berupa 8 Standar Nasional Pendidikan.

Standar ini terdiri dari 8 standar yang telah ditetapkan untuk menstandarisasi sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta. Standar tersebut diantaranya adalah:

  • Standar Kompetensi Kelulusan
  • Standar Proses
  • Standar Isi
  • Standar Penilaian
  • Standar Tenaga Pendidik & Kependidikan
  • Standar Sarana dan prasarana
  • Standar Pengelolaan
  • Standar Pembiayaan

Melalui standarisasi tersebut, sekolah diharapkan menjalankan layanan pendidikan dengan “standar”. Sehingga tidak ada lagi perbedaan yang terlalu besar antar sekolah, karena mempunyai standar yang sama/serupa.

Cerita berbeda lagi, jika kita berada di sekolah swasta. Standarisasi sangat diperlukan, namun tidak cukup jika hanya sesuai standar. Sebagai nilai diferensiasi (pembeda) sekaligus keunggulan, sekolah swasta sangat memerlukan strategi menciptakan “nilai lebih”. Lebih dari standar yang telah ditetapkan pemerintah. 

Lalu bagaimana menciptakan NILAI LEBIH tersebut?

Berbicara tentang NILAI LEBIH, sangat berhubungan erat dengan manajemen yang diimplementasikan di sekolah. Maka, nilai lebih yang ada di manajemen tersebut bisa kita sebut Sistem Manajemen Mutu.

Ada 6 Prinsip Sistem Manajemen Mutu untuk menciptakan sistem manajemen bermutu, diantaranya adalah:

1. Kepemimpinan

Bicara tentang kepemimpinan di sekolah selalu berkaitan erat dengan bagaimana pimpinan sekolah (dalam hal ini kepala sekolah) menjadi figur teladan dalam hal komitmen menjalankan nilai yang dianut, ikut serta dalam setiap proses dan selalu mengedepankan kualitas kinerja. (Kita akan membahas ini lebih lengkap di kesempatan lain)

2. Kepuasan Walimurid

Menurut Malcom Bridge, kepuasan customer dalam manajemen mempunyai bobot 30%. Ini berarti, sepertiga dari manajemen dikatakan berhasil jika kita mampu memberikan kepuasan terhadap customer. Jika kita berbicara tentang sekolah, maka customer disini adalah walimurid kita.

Sudah seberapa puas walimurid terhadap layanan pendidikan yang telah kita berikan? Sudahkah mereka diberikan kesempatan untuk memberikan umpan balik, menyampaikan ketidakpuasannya dengan alur yang baik, serta apakah kita sudah memberikan prioritas yang tepat untuk meningkatkan kepuasan mereka?

3. Pemberdayaan SDM

Kepemimpinan yang sukses dalam organisasi juga terlihat dari bagaimana SDM yang ada ikut terlibat dan saling memberdayakan. Kita bisa mengupayakan hal berikut jika kita menginginkan SDM kita saling terlibat dan memberdayakan: a) Memberikan delegasi tugas dan tanggung jawab yang tepat dan optimal, b) Memberikan porsi pelatihan atau peningkatan kompetensi rutin, c) Melakukan komunikasi yang mengarah pada penguatan motivasi dan umpan balik positif, d) Memberikan reward atau penghargaan atas pencapaian para SDM kita.

4. Proses Perbaikan Berkelanjutan

Sistem manajemen yang baik salah satunya menggunakan pendekatan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action). Siklus ini memungkinkan kita melakukan proses perbaikan berkelanjutan saat pelaksanaan selesai. Sehingga, selalu ada perbaikan untuk recana dan pelaksanaan berikutnya. Perbaikan yang muncul jika kita melakukan proses siklus ini dengan istiqomah. Inovasi yang baik muncul saat proses PDCA ini berjalan dengan semestinya serta ditopang oleh SOP (Standar Operation Procedure) yang tepat dan optimal.

5. Pengukuran Kinerja

Melalui standarisasi yang tepat, manajemen sekolah harusnya sudah memiliki ukuran kesuksesan masing-masing bidang atau standar. Mulai dari jaminan mutu kualitas lulusan, tingkat kepuasan walimurid, kurikulum pembelajaran, proses pembelajaran, leveling guru, pengelolaan SDM dan sarpras, dll. Semakin jelas ukuran yang ditetapkan, maka semakin jelas pula aktivitas dan kegiatan apa yang harus dilakukan untuk mencapai target kinerja tersebut, begitupun sebaliknya.

6. Kolaborasi atau Kemitraan

Di era disrupsi ini, kita tidak bisa bekerja sendirian. Kita membutuhkan partner atau mitra untuk bersama-sama meningkatkan mutu layanan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah kita.

Berjejaring dengan sekolah yang mempunyai mutu dan jaminan kualitas yang lebih baik bisa menjadi langkah strategis untuk poin ini. Bermitra dengan instansi pemerintah, UKM, tokoh masyarakat, atau institusi yang bisa kita maksimalkan untuk benchmarking (studi banding) maupun untuk menyukseskan program-program sekolah yang kita canangkan di awal tahun.

Kesimpulannya, jika kita menginginkan sistem manajemen di sekolah kita menjadi bermutu, maka keenam hal ini wajib menjadi prioritas kita.

Lalu, dimulai dari mana mengatur manajemen kita agar lebih bermutu? Simak di artikel selanjutnya.

0

Share on:

Leave a Comment