Pelajaran Pelayanan Tulus dari Tukang Tambal Ban

Bang Ridlo

Sore ini si meong terus memberikan peringatan kepada saya tentang roda-rodanya yang mulai kehilangan angin.

Efek sampingnya adalah geronjalan2 yang sangat terasa dan agak mbleyot (baca: tidak lurus) saat si meong melewati pembatas ruas jalan kanan dan kiri.

Penanda ini saya hapal betul dikarenakan ban minta ditiup. Tentu bukan saya tiup, tapi perlu ahlinya tiup.

Perjalanan pulang dari kantor yang ditemani awan-awan gelap yang menebal, membuat saya selalu terlewat untuk mampir di pengisian angin di pinggir jalan.

Sampai akhirnya, saya berhenti di salah satu gerai tambah angin yg kebetulan juga gerimis mulai datang.

Saat itu, setelah si meong saya parkirkan, dengan sigap bapak penunggu gerai tersebut langsung bertanya,

“Ada apa mas?”

“Ini pak, mau nambah angin”

“Oh ya, sebentar ya?”

“nggeh pak”

Lalu bapak ini segera mengulur selang angin dan mengarahkan ke kedua ban yg dimulai dari ban belakang.

Sembari memproses pengisian angin, bapak ini mempersilakan saya untuk ngiyup (baca: berteduh) dengan penuh perhatian karena gerimisnya semakin membesar. Seukuran kentang krispi.

Bukannya apa-apa, dari nada bicara, caranya mempersilakan dan cara bertanya beliau ini terasa betul ketulusan hati beliau.

Bukan karena SOP atau tuntutan semata.

Saya, karena agak tergesa-gesa mengucapkan terimakasih dan mengatakan kepada beliau bahwa saya langsung pakai jas hujan saja.

Sebelum beranjak pergi bapak ini kemudia tersenyum dan berpesan “hati2 di jalan y mas..”

Saya pun berpamitan dan undur diri dalam bahasa jawa: “Monggo, Pareng Pak..”

_____

Saya sangat terkesan dengan bagaimana bapak penyedia jasa tambal ban ini dalam memberikan pelayanan yang bisa dibilang sangat singkat, namun berkesan. Jika dirangkum, pelayanan tulus yang beliau berikan dan mungkin bisa menjadi standar pelayanan tulus kita kepada orang lain terutama customer kita yaitu:

1. Ramah

Tidak ada yang tidak menyukai orang yang ramah. Keramahan yang kita berikan kepada orang lain bisa menjadi sebab orang tersebut menyukai produk atau jasa yang kita tawarkan. Bukankah kita rela membayar agak mahal hanya demi mendapatkan pelayanan standar seperti di supermarket, dibandingkan dengan kita memperoleh harga murah tapi mendapatkan pelayanan yang ngeselin.

2. Perhatian

Semua orang menyukai diperhatikan. Tentu dengan perhatian yang sesuai, tidak berlebihan. Seperti halnya saat kita mendapatkan pelayanan dari barang atau jasa yang akan kita pakai, perhatian dari seller atau penyedia layanan jasa menjadi hal yang sangat dinantikan oleh customer.

Perhatian terhadap kenyamanan customer, ketersediaan barang atau jasa yang dibutuhkan, bahkan perhatian terhadap hal-hal kecil dan tampak sepele. Sekelas Bank Swasta dengan omzet miliaran dolar pun sangat memperhatikan hal detil seperti alur pembuatan kartu ATM baru. Waktu tunggu yang ketat, birokrasi administrasi yang simpel dan bahkan selalu mendapatkan pengawalan dari supervisor.

3. Tulus

Khusus untuk poin ini mungkin sifatnya agak subyektif, namun bisa kita rasakan dan terbukti membuat customer yang datang akan datang kembali di kemudian hari. Ketulusan dalam pengertian saya seperti melakukan SOP bukan karena SOP itu sendiri, namun karena melakukan SOP tersebut memberikan kenyamanan dan kebaikan bagi customer itu sendiri.

Contoh sederhana saat di pesawat, pramugari selalu tiada hentinya memperagakan cara menggunakan sabuk pengaman, menggunakan rompi keselamatan, dll. Saking seringnya, SOP yang menjadi rutinitas, terkesan hanya sekedar menjalankan SOP, tidak ada ketulusan yang tampak dan akhirnya membuat para penumpangpun tidak terlalu memberikan perhatian yang seharusnya.

Contoh sederhana lain saat kita menanyakan, “Ada yang bisa kami bantu lagi Pak/Bu..?”, adakah kesan keinginan kita membantu mereka sekedar SOP Menangani Customer atau memang kita benar-benar ingin membantu mereka yang datang, yang kebetulan berperan sebagai customer?

Kesimpulannya, ketiga hal ini yang menjadi pelajaran yang saya peroleh saat mendapatkan pelayanan yang tulus dari seorang penyedia jasa tambal ban.

Lalu, bagaimana dengan pelayanan yang diberikan lembaga kita atau kita sendiri kepada para pelanggan atau customer kita?

Sudahkah ke 3 hal ini menjadi bagian dari setiap SOP Pelayanan yang ada?

Atau sebatas SOP yang tertulis dan menjadi rutinitas belaka?

0

Share on:

Leave a Comment